[FF] 5:53 P(ro)M(ise) | TXT Beomgyu (Prologue)

Noona!

Suara familiar seorang bocah terdengar memanggilku. Aku menoleh dan melihat bocah itu sedang menyusulku dengan setengah berlari. Pakaiannya terlihat kotor dan aku melihat lututnya lecet. Melihat penampilannya yang berantakan seperti itu, aku sepertinya bisa menebak apa yang baru saja terjadi.

Aku sedikit berbungkuk, berusaha menjajarkan agar tinggi kami sama. “Beomgyu, di mana kau taruh sepedamu?” tanyaku sambil meraih tangannya. Tangannya pun kotor dan penuh lecet-lecet.

Mata bocah itu menyipit membentuk bulan sabit dengan bibir yang tertarik ke kedua sudut. “Aku menaruhnya di bawah bukit hehehe,” cengirnya.

Aku hanya menghela nafas dan menggeleng kecil sambil membersihkan tangannya. “Benar-benar deh. Apa kau berencana untuk jatuh dari sepeda setiap hari?” gumamku sambil memeriksa lututnya yang lecet. Untung saja tidak parah. Padahal luka-lukanya dari beberapa hari yang lalu saja belum sembuh.

“Apa yang kau kejar sih sampai bisa jatuh lagi seperti ini?” kataku lagi sambil menepuk bagian pakaiannya yang kotor.

Noona,” jawabnya masih tetap mempertahankan senyumnya. Lecet-lecet dan seluruh luka di tubuhnya seperti tidak ada rasanya sama sekali. Mungkin tubuhnya sudah kebal.

Continue reading